LAPISNEWS. COM, Jakarta – Dalam laporan yang dirilis Kementerian Kesehatan, terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada anak kelompok usia 0 hingga 18 tahun di Indonesia. Terutama, sejak munculnya varian Delta. Setidaknya satu dari delapan orang yang tertular berasal dari kelompok usia ini, dan sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia. Proporsi kasus aktif covid-19 pada anak rentang usia 6 hingga 18 tahun mencapai 10,4 persen. Sementara pada rentang usia 0-5 tahun mencapai 3,1 persen.
Prof. dr. Cissy B Kartasasmita dr, MCS, PhD, SpA (K), dalam seminar daring yang dilaksanakan oleh Universitas Pertamina (UP) bekerja sama dengan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling se-Indonesia (MGBK), bertajuk ‘Vaksin Sebelum (ke) Sekolah’, Rabu (21/7), mengatakan bahwa untuk menekan angka paparan covid-19 pada anak, orang tua harus melatih anak melaksanakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan melakukan vaksinasi.
Pemberian vaksinasi pada anak dianggap penting karena pada rentang usia ini, mereka berpotensi mengalami long covid atau dampak jangka panjang hingga lebih dari 120 hari. “Terutama pada mereka dengan riwayat sakit tertentu, lebih berpotensi mengalami gejala berat hingga menyebabkan kematian. Vaksinasi pada anak adalah salah satu solusi untuk menghambat penularan serta meningkatkan kekebalan tubuh pada anak,” pungkas Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada anak. Beberapa negara yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak diantaranya Amerika Serikat, Uni Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Singapura. Sementara India akan mulai menyuntikkan vaksinasi pada anak usia 12 hingga 18 tahun mulai Agustus 2021 mendatang.
Pemberian vaksinasi pada anak juga akan menumbuhkan perasaan aman dan percaya diri untuk mempersiapkan siswa memulai sekolah tatap muka. Hasil survey yang dilakukan UNICEF tahun 2020 menyebutkan sebanyak 66 persen dari 60 juta siswa di 34 provinsi dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, mengaku tidak nyaman belajar dirumah selama pandemi.
Budhy Ramdhany, S.Pd., M.Pd., Ketua Umum MGBK Indonesia, mengatakan selama pandemi, para Guru BK banyak menerima keluhan dari siswa terkait kesulitan mereka memahami beberapa materi yang diberikan secara daring. “Pemberian vaksinasi kepada anak, menurut kami adalah solusi terbaik. Oleh karenanya, kami akan mendorong partisipasi para siswa untuk melakukan vaksinasi sesuai arahan pemerintah,” ujar Budhy.
Peran serta guru BK sangat penting dalam memberikan pengertian dan dukungan kepada anak agar dapat melakukan vaksinasi. Ketua MGBK DKI Jakarta, Dra. Ester Damanik, M.Pd., M.Psi. Kons., mengatakan penting untuk merangkul orang tua siswa dalam memberikan edukasi terkait pemberian vaksinasi pada anak. “Kami sangat mengapresiasi kerja sama dengan Universitas Pertamina untuk ikut serta mengakselerasi pelaksanaan program vaksinasi kepada anak ini,” ungkapnya.
Dalam rangka mempersiapkan pembelajaran tatap muka, Universitas Pertamina bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) memberikan vaksinasi gratis kepada para mahasiswa. Mahasiswa yang sudah mengisi data diri melalui portal pendaftaran, hanya perlu datang ke Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) di Jalan Medan Merdeka Timur, dan menunjukan print out registrasi serta kartu identitas.
Bagi siswa siswi SMA yang ingin berkuliah di kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut, saat ini tengah dibuka Seleksi Nilai UTBK dan Seleksi Nilai Rapor untuk Tahun Akademik 2021/2022. Informasi lengkap pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran. Universitas Pertamina juga memberikan beragam beasiswa yang informasinya dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/beasiswa/(**)
Komentar