Lapisnews. com, Mamuju Sulbar — Kapal kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengangkut 1000 ton beras dan logistik lainnya untuk didistribusi kepada korban gempa bumi Sulbar berlabuh di Pelabuhan Belang -belang sejak tanggal 1 Februari 2021.
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar, Selasa, 2 Februari berkesempatan melihat langsung kapal kemanusiaan tersebut sekaligus melepaskan secara resmi armada yang mengangkut logistik dan bantuan lainnya untuk didistirbusikan kepada masyarakat Majene dan Mamuju yang terdampak gempa bumi
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar menyampaikan terima kasih kepada ACT Indonesia atas kepeduliannya untuk masyarakat Sulbar yang saat ini masih dirundung bencana. Semoga bantuan ini bermanfaat dan bernilai ibadah.
Ia juga menyampaikan, saat ini pemerintah dan masyarakat Sulbar sedang melakukan pemulihan kondisi , baik aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur, sehingga memerlukan donasi dari berbagai pihak.
“Kami berharap kerjasama ini dapat berlanjut sebagai upaya dalam mengatasi kebutuhan dasar pemerintah dan masyarakat Sulbar, ” sebut Gubernur Ali Baal Masdar.
Ia pun mengharapkan bantuan tersebut terdistribusi dengan baik dan tidak ada permasalahan sehingga tidak ada lagi yang berebut dalam mendapatkan bantuan. Dalam pendistribusian dan penanganan bencana sudah terjalin sinergitas, baik itu satgas,
Pemerintah pusat, dan bantuan para relawan.
Head Regional ACT Bali Nusra, Syahrul Mubarak menyampaikan, bahwa ACT sudah 16 tahun jalan di Indonesia dan fokus pada mondisi tanggap darurat bencana alam, bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Kapal kemanusiaan tersebut memuat 1000 ton beras, air mineral, makanan ringan untuk anak, popok bayi , roti, gula pasir dan logistik lainnya.
dan selanjutnya didistribusi kepada warga yang terdampak gempa, khususnya daerah terisolir
Dikemukakan, sejak terjadinya peristiwa gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju Sulbar 15 Januari 2021, beberapa akso telah dilakukan oleh ACT. Tidak kurang dari 500 relawan telah dikirimkan untuk membantu rescue sampai pada pendistribusian bantuan.
Syahrul menyebutkan, dari 250 titik pengungsian, sampai hari ini (2 Februari) sudah didistribusi sekitar 135 titik. Juga terdapat armada yang sudah memproduksi 15 ribu porsi, dan water truck 225.000 liter air bersih telah diberikan kepada warga khususya yang ada di pengungsian. Selain itu, juga mengaktifasi kembali UMKM dalam rangka membantu mengaktifkan kembali perekonomian.
“Ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap kepada masyarakat khususnya dalam memberikan bantuan kepada korban bencana. Ini juga sekaligus menunjukkan, sekalipun Indonesia masih banyak hal yang belum maju, tapi sangat menunjukkan kedermawanan. Terbukti, 1000 ton beras dikumpulkan hanya kurang lebih 10 hari, yang sebelumnya jumlah tersebut biasa dikumpulkan dalam jangka waktu sebulan,” kata Syharul.
Kapal kemanusiaaan ini bukan pertama kali. Kapal kemanusiaan ini juga menjembatani masyarakat Indonesia, karena tidak semua menitipkan donasi dalam bentuk uang , tapi juga logistik lainnya
“Bencana yang dialami masyarakat Majene, Mamuju Sulbar bukan bencana sendiri, tapi merupakan bencana bersama yang juga dirasakan di luar Sulbar sehingga mereka mengirimkan bantuan untuk membantu meringankan penderitaan warga khususnya yang ada di pengungsian yang terisolir. Kita berharap, semoga bantuan ini menguatkan dan membangkitkan kembali masyarakat yang terdampak gempa ,” sambung Syahrul.
Kapal kemanusiaan ACT berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sejak tanggal 27 Januari, berlabuh di Pelabuhan Belang-belang tanggal 1 Februari 2021. (hms/a)
Komentar