LAPISNEWS.COM, JAKARTA – Ketidakadilan pelanggaran kerumunan yang terjadi di beberapa tempat, menjadi pemicu begitu berisiknya ruang publik khususnya dunia maya dewasa ini.
Membandingkan tokoh satu, dengan tokoh lainnya dalam sisi pelanggaran, terus menjadi pembahasan yang tak kunjung usai. Padahal Kapolri Jenderal Idham Azis telah mengeluarkan surat telegram dengan narasi yang tegas untuk meredam sebaran Virus Corona (Covid-19).
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin memandang perdebatan itu akan terus terjadi, jika tak ada kesadaran dalam diri. Seberat atau seringan apapun sanksi hukum, akan mendapat perlawanan jika hanya didasari oleh kebencian.
”Membangun kesadaran diri itu yang utama. Dan itu pula yang paling sulit. Tak perlu diperdebatkan hal yang salah untuk mencari pembenaran,” terang Azis Syamsuddin, Kamis (19/11/2020).
Melawan arus tatanan protokol kesehatan, hingga upaya mengangkangi aturan hukum yang muncul belakangan ini, dikhawatirkan menjadi tradisi.
Padahal, benang merahnya jelas, bangsa Indonesia tengah berjuang melawan sebaran Covid-19 dengan menanamkan pola hidup baru.
Bagi Azis Syamsuddin, kebiasaan buruk yang terus dipertontonkan, tak akan pula berimplikasi positif. Baik pribadi maupun golongan.
”Ini tidak baik untuk kita dan generasi bangsa. Saya memahami apa yang dirasakan itu. Apapun bentuknya, deskripsi ketidakadilan, tidak akan pula memuaskan satu pihak, dan memojokan pihak lain,” ucap Azis Syamsuddin dalam keterangan tertulis.
”Ini akan jadi kebiasaan yang buruk untuk bangsa ini. Lalu apa manfaatnya jika ini terus dikembangkan,” timpal politisi Partai Golkar itu.
Azis Syamsuddin berharap para pejabat publik mampu membuka diri. Berkomunikasi dengan baik dan tidak saling menyalahkan.
”Pekerjaan rumah paling utama saat ini adalah berkonsentrasi menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai wakil rakyat, tentu berharap, ruang komunikasi terus berjalan. Bangunlah kesadaran diri, agar kerekatan bangsa tetap terjaga,” pungkas Azis Syamsuddin. (ful)
Komentar